Surat Al-Adiyat (100)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالْعٰدِيٰتِ
ضَبْحًاۙ ١ فَالْمُوْرِيٰتِ قَدْحًاۙ ٢ فَالْمُغِيْرٰتِ صُبْحًاۙ ٣ فَاَثَرْنَ
بِهٖ نَقْعًاۙ ٤ فَوَسَطْنَ بِهٖ جَمْعًاۙ ٥ اِنَّ الْاِنْسَانَ لِرَبِّهٖ
لَكَنُوْدٌ ۚ ٦ وَاِنَّهٗ عَلٰى ذٰلِكَ لَشَهِيْدٌۚ ٧ وَاِنَّهٗ لِحُبِّ الْخَيْرِ
لَشَدِيْدٌ ۗ ٨ ۞ اَفَلَا يَعْلَمُ اِذَا بُعْثِرَ مَا فِى الْقُبُوْرِۙ ٩
وَحُصِّلَ مَا فِى الصُّدُوْرِۙ ١٠ اِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَىِٕذٍ
لَّخَبِيْرٌ ࣖ ١١
“Demi kuda
perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, Dan kuda yang mencetuskan
api dengan pukulan (kuku kakinya), Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di
waktu pagi, Maka ia menerbangkan debu, Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan
musuh, Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada
Tuhannya, Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, Dan
Sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka
apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada. Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari
itu Maha mengetahui Keadaan mereka.”
Pengatar:
______________
وَالْعٰدِيٰتِ
ضَبْحًاۙ
1.
Demi kuda-kuda perang yang berlari kencang
terengah-engah, Allah bersumpah dengan kuda perang, boleh jadi
memiliki maksud sarana yang membawa kita pada suatu peristiwa atau kejadian
adalah hal yang penting dan harus diperhatikan. Dalam peperangan, kuda
dijadikan alat transportasi dan juga sebagai alat perang, yang pada masa
sekarang sudah berubah menjadi tank-tank, kapal perang yang canggih, pesawat
tempur super cepat dan sebagainya.
فَالْمُوْرِيٰتِ قَدْحًاۙ
2.
yang memercikkan bunga api (dengan
entakan kakinya), Ini
adalah tanda bahwa setiap sesuatu pasti menimbulkan jejak. Peperangan terhadap
kemungkaran -baik kepada musuh maupun melawan nafsu- akan meninggalkan dampak
yang luar biasa. Jika mampu mengalahkan musuh atau nafsu, maka kita akan
memperoleh kebaikan yang banyak. Sedangkan jika kita lengah, tentu kesusahanlah
yang akan dirasa. Percikan api juga pada ayat ini juga berarti simbol akan
hadirnya cahaya yang lebih terang setelah mengalahkan musuh atau nafsu. Cahaya
yang diharapkan adalah cahaya cinta Allah pancarkan kepada hamba-Nya yang terus
berusaha menuju Allah Swt.
فَالْمُغِيْرٰتِ صُبْحًاۙ
3.
yang menyerang (dengan tiba-tiba)
pada waktu pagi. melakukan penyerangan kepada musuh atau nafsu
pada saat ia lengah adalah salah satu strategi yang diharapkan mampu membuahkan
hasil yang terbaik, yakni kemenangan. Ketika seseorang tengah lengah, maka ia
tidak akan mampu mempersiapkan segala sesuatu dengan baik, bisa jadi ia justru
memperburuk keadaan karena kejadian yang datang secara tiba-tiba.
فَاَثَرْنَ بِهٖ نَقْعًاۙ
4.
Sehingga menerbangkan debu. Debu adalah sesuatu yang
dapat menghalangi pandangan mata. Ini juga adalah gambaran ketika penyerangan
atau ikhtiar dilakukan akan menimbulkan kumpulan debu yang berterbangan sebagai
lukisan sulit dan kerasnya medan pertempuran atau ikhtiar yang dilakukan
seseorang untuk menuju suatu kebaikan.
فَوَسَطْنَ بِهٖ جَمْعًاۙ
5.
Lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. Ketika musuh dan atau nafsu
sudah terdeteksi pada suatu tempat, maka akan lebih mudah melawannya. Musuh
atau nafsu yang menyebar sangat sulit terasa hingga bisa saja ia bersembunyi
dan dapat menyerang kapan pun secara tiba-tiba. Melawan kemungkaran harus
dilakukan secara total pada pusatnya agar kemenangan dapat diraih.
اِنَّ الْاِنْسَانَ لِرَبِّهٖ لَكَنُوْدٌ ۚ
6.
Sesungguhnya manusia itu sangatlah ingkar kepada
Tuhannya. Yang biasanya diingkari atau dilupakan oleh manusia adalah bahwa
segala yang dimilikinya adalah nikmat dari Allah Swt. Ini terjadi dikarenakan
kelalian dari mengingat Allah dan kurangnya bersyukur atas apa yang sudah ia
terima. Bisa jadi pengingkaran itu terhadap kebenaran, suatu kebaikan yang pada
akhirnya berujung kepada Tuhan.
وَاِنَّهٗ عَلٰى ذٰلِكَ لَشَهِيْدٌۚ
7.
Sesungguhnya dia benar-benar menjadi
saksi atas hal itu (keingkarannya).
Boleh
jadi, orang yang mengingkari kebenaran dan nikmat dari Allah merasakan apa yang
ia kerjakan dan mengakuinya. Hanya saja ia tetap melakukannya karena hatinya
telah tertutupi oleh nafsu. Atau, orang-orang yang beriman dan melaksanakan
amal soleh menyaksikan adanya pengingkaran akan nikmat Allah oleh orang-orang
zalim, yang tidak mau bersyukur dan mengakui apa yang ia peroleh adalah atas
izin Allah semata.
وَاِنَّهٗ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ ۗ
8.
“Dan Sesungguhnya dia
sangat bakhil karena cintanya kepada harta” orang-orang yang tak pandai
bersyukur dengan nikmat yang diperoleh dengan memanfaatkan apa yang dimilikinya
untuk kebaikan akan selalu ingin menggenggam apa yang ia miliki. Ia akan sulit
membagi apa yang ia cintai, terlebih pada harta yang mungkin ia anggap mempu
memudahkan segala urusan dan menyenangkan dirinya. Padahal cinta adalah
kebaikan yang harus disebarluaskan, dijadikan rahmah atau kasih sayang untuk sesama.
۞
اَفَلَا يَعْلَمُ اِذَا بُعْثِرَ مَا فِى الْقُبُوْرِۙ
9.
“Maka apakah dia tidak
mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur” ini
adalah tahap awal proses di akhirat. Semua yang ada di dalam kubur, akan
dibangkitkan untuk dimintai pertanggung jawabannya. Termasuk harta yang ia
cintai tadi yang menyebabkannya menjadi kikir dan ingkar atas nikmat apa yang
telah Allah berikan. Boleh jadi, dengan ayat ini Allah ingin mengingatkan kita
agar ketika semasa hidup dapat berlaku adil, baik dalam membelanjakan harta,
mencintai apa yang dimiliki serta mewujudkan keseimbangan kehidupan di dunia
dan di akhirat kelak.
وَحُصِّلَ
مَا فِى الصُّدُوْرِۙ
10. “Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada” segala
yang tersimpan dalam hati, baik rasa syukur ataupun ingkar akan kebenaran dan
nikmat yang telah Allah berikan akan nampak pada hari kiamat kelak setelah
seluruh manusia dibangkitkan dari kubur.
اِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّخَبِيْرٌ ࣖ
11. “Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu
Maha Mengetahui Keadaan mereka.” Allah mengetahui keadaan seluruh makhluk-Nya
setiap saat. Adanya penekanan pada ayat ini bahwa Allah Maha Mengetahui Keadaan
makhluk-Nya adalah sebagai tanda begitu pentingnya hari pembalasan untuk
direnungkan. Wa Allah a’lam.
Wa Allah
a’lam.